Bagian Pertama

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, wa bihi nasta’in. Ash sholatu was salam ‘alal Mushthofa al Karim. Amma ba’du.

Pada artikel lalu, telah dibahas mengenai rukun Islam yang lima. Meski bahasan dasar semacam rukun Islam dan rukun Iman merupakan pembahasan yang telah diulang-ulang sejak taman kanak-kanak, pengetahuan dasar mengenai Islam masih sangat dibutuhkan oleh kaum muslim di zaman ini. Terutama karena tataran pengetahuan yang kita dapatkan sewaktu TK hingga remaja dahulu, hanyalah sekadar pengetahuan. Maka insyaallah pada artikel bertemakan tauhid di website ini, akan lebih dalam dibahas seputar pemahaman mengenai hal-hal mendasar yang telah kita pelajari semasa kecil dahulu.

Islam itu Bertingkat-tingkat

Sudahkah kita tahu bahwa ada tiga tingkatan dalam Islam untuk meraih kesempurnaan dalam beragama? Islam pada tataran bahasa, adalah berserah diri. Namun dalam tataran praktik tentu memiliki makna lain.

Islam dari segi penerapannya, dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: Islam, Iman, dan Ihsan. Secara ringkas, jika seseorang berserah diri pada hukum Islam, maka dia seorang muslim. Namun siapa yang dalam berserah dirinya menyertakan keyakinan kepada keseluruhan ajaran Islam secara mutlak, bahwa Islam pasti sempurna dan pasti benar, maka dia seorang mukmin. Dan jika keduanya ditambahi dengan melakukan ibadah kepada Allah dengan penuh kecintaan dan ketundukan serta menghadirkan dalam diri pengawasan Allah Subhanahu wata’ala, maka dia menjadi seorang muhsin.

Dalil dari pembagian ini adalah hadits yang masyhur dikenal dengan sebutan hadits Jibril.

عنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .

Dari Umar radhiyallahu anhu, ia berkata, “Suatu hari ketika kami duduk-duduk di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.

Kemudian dia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menempelkan kedua lututnya kepada lutut Beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya di paha Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sambil berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah kepadaku tentang Islam?”

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadan dan pergi haji jika engkau mampu,“ kemudian dia berkata, “Engkau benar.“ Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan.

Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman?“ Beliau bersabda, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk.” Dia berkata, “Engkau benar.”

Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan.” Beliau menjawab, “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak merasa begitu, (ketahuilah) bahwa Dia melihatmu.”

Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan terjadinya).” Beliau menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih mengetahui dari yang bertanya.” Dia berkata, “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya?“ Beliau menjawab, “Jika seorang budak melahirkan tuannya dan jika engkau melihat orang yang sebelumnya tidak beralas kaki dan tidak berpakaian, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunan,

Orang itu pun pergi dan aku berdiam lama, kemudian Beliau bertanya, “Tahukah kamu siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang datang kepadamu dengan maksud mengajarkan agamamu.” (HR. Muslim)

Dalam hadits di atas disebutkan tentang tingkatan dalam penerapan Islam secara tersirat. Mula-mula Jibril yang menyamar bertanya tentang tingkatan pertama yaitu Islam, yang merupakan tingkatan paling dasar. Selanjutnya dibahas tentang Iman, dan terakhir tentang Ihsan.

Pada artikel selanjutnya, akan dibahas satu persatu mengenai Islam, Iman, dan Ihsan. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.

Penulis: Intan M. Nurwidyani

Pembimbing: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra,M.A.,

Rujukan :

  1. Arba’un Nawawi, Yahya bin Syaraf An Nawawy
  2. Silsilatu Syarhil Rasa’il syarh Ushul Ats Tsalatsah, Syaikh Sholih bin Fauzan Al Fauzan
  3. Al Islam, Ahmad Abdul Ghofur Athor, Maktabah Al Mukarromah, 1980 M
  4. https://muslim.or.id/21514-penjelasan-hadits-jibril-1-makna-syahadat-dan-iman.html
Kategori: Tauhid

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *