Bagi sebagian besar penuntut ilmu, terlebih lagi mereka yang bergelut di bidang ilmu hadits dan cabangnya, mendengar nama Imam Ad-Darimi tentu bukanlah hal yang asing. Ad-Darimi sendiri pada dasarnya merupakan gelar yang dinisbatkan kepada Darim bin Malik dari bani Tamim. Ada beberapa ulama yang juga menisbahkan diri kepada nama Darim. Adapun Ad-Darimi yang akan kita bahas dalam sekuel kali ini adalah Imam Ad-Darimi penulis Musnad Ad- Darimi (atau juga biasa dikenal sebagai Sunan Ad-Darimi) yang merupakan salah satu kitab yang menempati jajaran kutubuttis’ah.
NASAB DAN KELAHIRAN
Beliau adalah Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin Alfadhl At-Tamimi Ad-Darimi As-Samarqandi. Beliau lahir pada tahun 181 H di Samarkand.
GURU-GURU
Diantara muhaddis yang menjadi sumber rujukan beliau dalam menukil hadis nabi adalah Yazid bin Harun, Ya’la bin Ubaid, Ja’far ibnu Aun, An-Nadhr bin Syumail (beliau adalah guru beliau yang paling awal wafat) dan masih banyak lagi.
MURID-MURID
Sebagai seorang muhaddis yang disifati dengan ketsiqahan dan kefakihan, Imam Ad-Darimi memiliki banyak murid yang menukil hadis dari beliau. Beberapa diantaranya bahkan memiliki nama yang harum di jagat raya keilmuan seperti Imam Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Abu Zur’ah, Muhammad bin Basyar Bundar, dan sebagainya.
KARYA-KARYA
Imam Ad-Darimi adalah seorang pengelana hadis dimana beliau berkeliling dunia dan menyusun berbagai macam karya. Diantara karya beliau yang dikenal luas di kalangan penuntut ilmu adalah kitab beliau yang menghimpun hadits nabi, yang diberi nama dengan Musnad Ad-Darimi. Beliau juga seorang mufassir dan memiliki karya tulis di bidang tafsir dan juga kitab yang menghimpun beragam permasalahan atau Al-Jami’.
PUJIAN ULAMA TERHADAP BELIAU
Ishaq bin Ibrahim Al-Warraq berkata bahwa ia mendengar Muhammad bin Abdillah Al-Makhzumi mengatakan “Wahai penduduk Khurasan! Selama Abdullah bin Abdurrahman masih berada di sisi kalian, janganlah kalian menyibukkan diri dengan yang selainnya!”
Abu Hatim menyebutkan mengenai beliau “Seorang yang tsiqah (dikenal dengan keistiqamahan agamanya dan kekuatan hafalannya) dan shaduq (jujur), beliau memiliki banyak karya.”
As-Shafadi menceritakan tentang Ad-Darimi, “Ad-Darimi merupakan bejana keilmuan, ia berijtihad dengan ilmu dan tidak bertaklid. Imam Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan darinya. Ia juga merupakan seseorang yang sering melakukan perjalanan rihlah dan seorang hafiz dalam bidang hadis, seseorang yang disifati dengan ketsiqahan dan kezuhudan sehingga dijadikan permisalan dalam agama dan kezuhudan.”
Imam Ad-Darimi tidak hanya dikenal dengan keluasan ilmu beliau dan kedalaman pemahamannya, beliau juga memiliki sifat wara dan zuhud, sehingga Imam Ahmad bin Hanbal mengisahkan mengenai Ad-Darimi dengan perkataannya, “Dihamparkan dunia kepada Ad-Darimi, namun dia enggan menerimanya”
Ibnu Abi Hatim menyebutkan bahwa Ayahnya berkata, “Abdullah bin Abdurrahman adalah salah seorang imam manusia pada masanya”
Beliau ditawari untuk menjabat sebagai kadi di Samarkand namun beliau menolaknya. Sultan terus mendesaknya hingga beliau menurut lalu memutuskan suatu perkara satu kali kemudian mundur lagi. Beliau adalah ikon kelembutan dan kecerdasan, kegigihan dan ketundukan, juga kezuhudan. Semoga Allah senantiasa menaunginya dengan rahmat dan kebaikan.
WAFAT DAN UMUR
Imam Ad-Darimi wafat di tahun 255 H. Beliau wafat di hari tarwiyah setelah shalat ashar dan dimakamkan pada hari arafah di hari Jum’at pada usia 74 tahun. Rahimahullah rahmatan waasiatan wa askanahu fasiiha jannatihi.
Penulis Artikel : Khumairo’ Binti Fritz
Pembimbing : Ustadz Hendri Waluyo Lensa, Lc.M.Hum.
Referensi :
Siyar A’lamin Nubalaa, Syamsuddin Adz-Dzahabi, Muassasah Ar-Risalah, Beirut
0 Komentar